CaremodeIDย โย Media Sosial adalah ruang tempat Gen Z tumbuh, belajar, dan membangun identitas. Dari mencari berita, menyusun selera, hingga menyuarakan nilai, semua bertemu dalam layar kecil yang selalu menyala. Namun di balik koneksi dan peluang, ada bias algoritmik, budaya perbandingan, dan kelelahan digital yang pelan-pelan mengubah cara kita menilai diri dan dunia. Artikel ini memetakan polaโapa yang membentuk, apa yang menyesatkan, dan apa yang bisa kita lakukanโagar relasi Gen Z dengan Media Sosial terasa lebih sehat, kritis, dan memberdayakan.
Bagaimana Media Sosial menata kebiasaan, selera, dan identitas

Kebiasaan digital Gen Z dibentuk oleh pola konsumsi cepat: video pendek, rekomendasi personal, dan jejaring sebaya. Riset Pew menunjukkan YouTube, TikTok, Snapchat, dan Instagram tetap mendominasi, menegaskan bahwa pengalaman informasi kian visual, singkat, dan berlapis hiburan. Kebiasaan ini menguntungkan kreativitas dan aksesโsiapa pun bisa belajar, berkarya, dan membangun komunitas tanpa gerbang institusi. Namun, format yang serba cepat juga memadatkan kompleksitas menjadi potongan yang mudah โdikunyahโ, sehingga nuansa sering hilang dan opini cepat menjadi โkebenaranโ yang viral. Di sinilah literasi digitalโmemeriksa sumber, konteks, dan motifโmenjadi keterampilan dasar, bukan tambahan. Pew Research Center
Di ranah identitas, Media Sosial menghadirkan panggung untuk mencoba peranโdari aktivis iklim hingga kreator desain. Hasil studi besar Oxford menyimpulkan bahwa, secara global, keterhubungan internet sering berkorelasi positif dengan kesejahteraan, menandakan potensi manfaat sosial dan emosional bila digunakan aktif dan bermakna. Namun, kajian lain memperingatkan perbedaan antara penggunaan aktif (berinteraksi, berkarya) dan pasif (scroll tanpa tujuan); yang terakhir lebih rentan memicu kecemasan dan perbandingan sosial. Jadi, bukan sekadar โberapa lamaโ, melainkan โbagaimanaโ kita hadir di platform. University of Oxford+1
Implikasi Media Sosial terhadap cara berpikir: dari berita, opini, hingga keputusan
Saat Media Sosial menjadi gerbang utama ke informasi, pola pikir Gen Z dibentuk oleh logika feed: relevansi personal mengalahkan hirarki editorial. Laporan Digital News Report 2025 mencatat pergeseran cepat konsumsi berita ke platform sosial dan video, dengan konsekuensi turunnya kepercayaan dan keterikatan pada media institusional. Dampaknya: kebenaran terasa โtersebarโ di antara banyak suara, sementara algoritme menonjolkan keterlibatan, bukan selalu akurasi. Pola pikir kritis perlu mengimbangiโcek lintas sumber, simpan rujukan, dan pahami perbedaan opini dengan bukti. Reuters Institute+1
Pada keputusan sehari-hariโbelanja, kesehatan, hingga karierโpengaruh kreator dan teman sebaya sangat kuat. Rekomendasi terasa intim dan dipercaya. Namun, lembaga kesehatan menekankan praktik aman: batasi paparan menjelang tidur, minimalkan konten perbandingan fisik, dan kenali tanda penggunaan bermasalah. Ini bukan alarmisme; ini panduan agar keputusan tidak digerakkan dorongan sesaat atau FOMO, melainkan nilai dan tujuan pribadi. American Psychological Association+1
Data utama Media Sosial : pola pakai, kesejahteraan, dan risiko

Pew (2025) melaporkan mayoritas remaja menggunakan YouTube, disusul TikTok, Snapchat, dan Instagram; orang tua cenderung lebih khawatir tentang kesehatan mental dibandingkan remaja itu sendiri. WHO Eropa menemukan kenaikan โproblematic social media useโ dari 7% (2018) ke 11% (2022), menandakan sebagian pengguna kesulitan mengontrol kebiasaan digital. Di sisi lain, studi Oxford skala global menunjukkan mayoritas hubungan antara konektivitas dan kesejahteraan bersifat positif. Kesimpulannya: efek Media Sosial tidak seragam; konteks, cara pakai, dan kerentanan individu menjadi kunci membaca data. Pew Research Center+2World Health Organization+2
Ke depan: polarisasi, kelelahan digital, dan jalan tengah yang manusiawi
Dalam beberapa tahun ke depan, kita berhadapan dengan tiga dinamika: platform makin mendorong video pendek bertenaga rekomendasi; diskursus publik terfragmentasi; dan standar representasi diri tetap tinggi. Potensi konfliknya jelasโpolarisasi opini, kelelahan digital, dan โkrisis keaslianโ saat performa terasa wajib. Namun peluangnya juga nyata: komunitas niche yang suportif, pembelajaran mandiri, dan aktivisme kreatif yang gesit. Reuters Institute
Langkah praktis yang bisa diterapkan sekarang:
- Atur โritual digitalโ: matikan notifikasi non-esensial, jeda 1 jam sebelum tidur, dan tetapkan โjam sunyiโ harian. American Psychological Association
- Gunakan daftar sumber tepercaya untuk isu penting; simpan tautan rujukan sebelum berbagi. Reuters Institute
- Alihkan porsi pasif ke aktif: ikut komunitas belajar, buat karya, atau diskusi mendalam. Oxford Academic
- Kenali tanda penggunaan bermasalah dan minta dukungan bila perlu (konselor, teman, keluarga). HHS.gov
Kesimpulan
Media Sosial bukan sekadar tempat berkabar; ia adalah arsitek halus cara kita memaknai dunia. Untuk Gen Z, kuncinya bukan lepas sepenuhnya, melainkan hadir dengan niat: kurasi feed, pelan saat harus pelan, cepat saat perlu cepat, dan selalu cek kenyataan di luar layar. Pola pikir yang sehat lahir dari kombinasi rasa ingin tahu, disiplin kecil setiap hari, dan keberanian berkata โcukupโ agar perhatian kembali ke hal yang penting.
Referensi
Teens and Social Media Fact Sheet (2025), Pew Research Center, akses 10 Juli 2025. Pew Research Center
Teens, Social Media and Mental Health (2025), Pew Research Center, akses 22 April 2025. Pew Research Center
Digital News Report 2025 (Executive Summary & PDF), Reuters Institute, University of Oxford, 17 Juni 2025. Reuters Institute+1
Teens, screens and mental health (2024), WHO Regional Office for Europe, 25 September 2024. World Health Organization
Health Advisory on Social Media Use in Adolescence (2023), American Psychological Association, akses berkelanjutan. American Psychological Association
Internet use statistically associated with higher wellbeing (2024), University of Oxford News, 14 Mei 2024. University of Oxford
Are active and passive social media use related to mental health? (2024), Journal of Computer-Mediated Communication (Oxford Academic). Oxford Academic
Social Media and Youth Mental Health: The U.S. Surgeon Generalโs Advisory (2023), U.S. HHS (PDF). HHS.gov
Tinggalkan Balasan