CaremodeID – Kulit sebening kaca tampak seperti tiket masuk ke dunia yang rapi, sehat, dan “on camera”. Di banyak feed, Obsesi Glass Skin jadi standar tak tertulis: pori samar, permukaan licin, memantulkan cahaya. Namun di balik glow ada kerja berlapis, biaya, dan rasa takut “tidak cukup bening”. Bagi Milenial & Gen Z, pertanyaannya sederhana tapi berat: apakah ini sekadar tren yang menyenangkan, atau obsesi yang berubah jadi tekanan sosial?
Dari tren K-beauty ke Obsesi Glass Skin

Pencarian kulit “sejernih kaca” berakar dari budaya perawatan Korea (K-beauty) yang menekankan hidrasi, lapisan produk ringan, dan rutinitas konsisten. Alih-alih menutup tekstur, pendekatannya merawat barrier agar kulit tampak plump dan berkilau. Istilah “glass skin” lalu viral dan diterjemahkan di TikTok/IG menjadi tantangan harian: serum berlapis, essence ganda, dan sheet mask rutin. Hasilnya memang menggoda—tetapi standar visual “tanpa pori” nyaris mustahil secara biologis dan rentan jadi kompas kepercayaan diri yang keliru. Wikipedia+1
Di Indonesia dan regional, gelombang ini ikut terseret oleh budaya review, haul, dan “skin journey” yang dramatis. Remaja dan dewasa muda menyerap kamus baru—hyaluronic, AHA/BHA, retinoid—sekaligus narasi “semua orang bisa glow”. Di satu sisi, literasi skincare meningkat; di sisi lain, muncul layering berlebihan, belanja impulsif, dan menganggap pori atau jerawat sebagai “kegagalan”. Dermatolog menekankan: barrier yang sehat lebih penting daripada kilau sesaat. Over-exfoliation, misalnya, mudah merusak kulit sensitif. mdcsnyc.com+1
Media sosial: tren, algoritma, dan tekanan Obsesi Glass Skin
Algoritma cenderung mengangkat visual “sempurna”—wajah licin, highlight basah, kulit yang memantul lampu ring. Saat konten seperti itu menguasai beranda, kita terdorong membandingkan diri dan belanja lebih banyak. Survei terbaru menunjukkan banyak remaja sendiri merasa berlebihan menggunakan media sosial, tanda bahwa relasi dengan layar makin tidak seimbang. Di saat yang sama, ahli psikologi menyarankan membatasi paparan konten perbandingan penampilan karena efeknya pada kesejahteraan. Narasi “upgrade kulit” pun mudah bergeser menjadi “aku belum cukup baik”. Pew Research Center+1
Di sisi lain, media sosial bukan semata musuh. Ada komunitas edukasi kulit, dokter berbagi tips aman, dan gerakan “skin neutrality” yang mengajak menerima tekstur alami. Laporan otoritas kesehatan menegaskan: dampak platform bersifat campuran—ada manfaat koneksi dan informasi, ada risiko tekanan penampilan. Kuncinya literasi digital dan kesadaran diri. Mengikuti kreator yang kredibel serta menyeleksi “before-after” dapat mengembalikan kendali, sehingga Obsesi Glass Skin turun menjadi preferensi, bukan kewajiban. HHS.gov+1
Data, risiko kulit, dan dompet
Penelitian dan advis klinis memperingatkan tren skincare di kalangan remaja/tween: regimen rumit, harga tinggi, bahan aktif bertumpuk, tetapi sering abai sunscreen—padahal tabir surya adalah fondasi. Muncul juga iritasi, dermatitis, hingga barrier terganggu. Sejumlah studi menyorot misinformasi dermatologi di platform video pendek; dokter mendorong edukasi berbasis bukti. Intinya, “lebih banyak langkah” bukan berarti “lebih sehat”. Mulai dari pembersih lembut, hidrasi sederhana, dan SPF harian jauh lebih efektif dibanding perburuan glow instan. University Hospitals+3People.com+3JMIR Dermatology+3
Masa depan: glow realistis atau standar tanpa akhir?
Ke depan, pasar kecantikan remaja diprediksi terus melaju—dikomandoi Gen Z dan Gen Alpha—sementara diskursus kesehatan mental makin keras meminta rem. Dua arus ini bisa berbenturan: promosi “kulit kaca” yang agresif versus gerakan menerima kulit nyata dengan pori, bekas jerawat, dan fluktuasi hormon. Transparansi label, regulasi klaim, dan konten yang menyeimbangkan ekspektasi akan jadi medan penting beberapa tahun ke depan. Cosmetics Business+1
Agar Obsesi Glass Skin tidak menjadi tekanan, beberapa langkah praktis berguna:
- Tetapkan tujuan kulit yang fungsional (barrier kuat, nyaman), bukan ilusi tanpa pori.
- Saring konten: ikuti dokter/ahli, batasi scroll yang memicu perbandingan.
- Rangkaikan 3 pilar: pembersih lembut, pelembap, SPF 30+; tambah aktif secara bertahap bila perlu.
- Hindari over-exfoliation; maksimal 1–2 kali per pekan, pantau reaksi.
- Anggaran realistis: uji coba satu produk baru per siklus, utamakan pemakaian konsisten. Dr. Michele Green M.D.+1
Kesimpulan
Glass skin bisa jadi permainan kreatif—efek cahaya, kamera, dan ritual perawatan yang menyenangkan. Tapi saat Obsesi Glass Skin berubah jadi patokan harga diri, ia menggerus dompet dan ketenangan. Ukur tren dengan tubuh kita, bukan sebaliknya. Rawat barrier, jaga layar, pilih informasi yang sehat. Kulit bening paling berarti adalah yang kuat melindungi, bukan yang selalu memantulkan.
Referensi
K-beauty, Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/K-beauty (diakses 21 Sep 2025).
Healthline – Korean Skin Care Routine: All the Steps From A to Z (2021), Healthline, https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/korean-skincare-routine (diakses 21 Sep 2025).
Teens, Social Media and Mental Health (2025), Pew Research Center, https://www.pewresearch.org/internet/2025/04/22/teens-social-media-and-mental-health/ (rilis 22 Apr 2025).
Health Advisory on Social Media Use in Adolescence (2023), U.S. Surgeon General/HHS, https://www.hhs.gov/sites/default/files/sg-youth-mental-health-social-media-advisory.pdf (rilis 2023).
The Teen & Tween Skincare Craze: Harmless or Harmful? (2024), University Hospitals, https://www.uhhospitals.org/blog/articles/2024/06/the-teen-tween-skincare-craze (rilis 10 Jun 2024).
Information Regarding Dermatology as Seen on the Social Media Platform TikTok (2025), JMIR Dermatology, https://derma.jmir.org/2025/1/e59597 (2025).
TikTok Skincare Trends and their Clinical Evidence (2024), Journal of the American Academy of Dermatology, https://www.jaad.org/article/S0190-9622%2824%2902389-2/fulltext (2024).
Teen beauty is soaring, but don’t underestimate the risk (2025), Cosmetics Business/Kantar, https://cosmeticsbusiness.com/teen-beauty-is-soaring-but-don-t-underestimate-risk (rilis 6 Mar 2025).
Catatan akses: seluruh tautan diverifikasi pada 23 September 2025.
Tinggalkan Balasan