CaremodeIDย โย Di tengah feed yang bergerak lebih cepat dari mood harian, Absurd terasa seperti tombol โskipโ untuk dramaโsekaligus โenterโ ke obrolan serius. Meme yang sengaja tidak masuk akal, potongan video tanpa konteks, caption yang saling meniadakan: semua itu memuat sinyal tentang cara Gen Z memaknai realitas yang kacau. Bukan kabur dari masalah, melainkan bahasa baru: cepat, cair, dan kontrasโsebuah gaya yang lahir dari kultur remix, algoritma, dan rutinitas online (lihat temuan Pew soal โhampir selalu onlineโ). Pew Research Center
Mengapa Absurd Melejit di Timeline

Absurdisme digital tumbuh dari dua mesin: budaya meme dan algoritma. Di TikTok, format pendek dan fitur remix memudahkan โmakna lompatโโpotongan yang membelokkan logika, memancing tawa sekaligus refleksi. Riset tentang algorithmic meme cultures menunjukkan bagaimana pola distribusi membentuk selera: yang makin aneh, makin nempel, karena beda dan mudah diparodikan ulang. Spectrum
Di saat yang sama, keterhubungan remaja yang โnyaris selalu onlineโ memberi ruang adopsi cepat untuk format humor mutakhir. Survei Pew (2024) menyebut hampir setengah remaja AS hampir selalu onlineโkondisi yang mempercepat lahirnya gaya, termasuk Absurd sebagai โlingua francaโ instan. Pew Research Center
Bukti kuantitatif juga mulai muncul. Studi Journal of Student Research menguji meme absurd pada pelajar Gen Z dan mendapati absurdist content meningkatkan skor kelucuan dibanding konten kurang absurd. Dengan kata lain, yang โtak nyambungโ justru dianggap lebih lucuโkarena mengaktifkan keterlibatan interpretasi, bukan hanya punchline literal. Journal of Student Research
Di level teori budaya, esai โNotes on Metamodernismโ menjelaskan zeitgeist yang berosilasi antara ketulusan dan ironiโpersis modus Absurd: bisa pedas sekaligus peduli dalam satu postingan. Taylor & Francis Online
Antara Sincerity, Irony, dan โPost-Ironyโ
Dalam praktik, Absurd hari ini sering bergerak di wilayah post-irony: mengatakan hal serius dengan wajah main-main, atau sebaliknya. Teori metamodernisme membantu membaca fenomena ini: generasi sekarang tak memilih satu kubu (serius atau sarkas), melainkan berganti-ganti sesuai konteks. Itulah kenapa video yang tampak โasalโ bisa menyimpan kritik sosial, bahkan ajakan empati. Taylor & Francis Online+1
Namun, ada sisi gelap. Diskursus tentang irony poisoning memperingatkan risiko โtak bisa mematikan mode ironi,โ membuat batas bercanda dan benci kabur. Organisasi Canadian Anti-Hate Network menyorot istilah ini sebagai penjelas berguna, sekaligus mengingatkan agar kita tak menyederhanakan sumber kebencian hanya ke ironi. Anti-Hate Canada
Di TikTok, subkultur seperti schizoposting meminjam istilah klinis dengan cara yang problematik; psikolog memperingatkan dampaknya bagi pemahaman publik soal kesehatan mental. Ini contoh ketika Absurd berisiko mengaburkan empati, bukan memperluasnya. Psychology Today+1
Kesimpulannya: Absurd efektif sebagai bahasa cepat untuk isu rumit, tetapi perlu literasi etis agar tidak menstigma atau menormalisasi sikap nihilistik. Artikel akademik 2025 juga menautkan keyakinan nihilistik dengan depresiโperingatan agar humor gelap tak berubah jadi pandangan hidup buntu. Taylor & Francis Online
โAbsurd Mengajak Tertawa, Tapi Juga Membaca Konteksโ
Bukti dari penelitian meme absurd โ lebih lucu bagi Gen Z memberi sinyal penting: tawa muncul karena partisipasi makna, bukan karena makna yang jelas. Ini selaras dengan praktik remix di TikTokโguyon jadi alat ajar kilat untuk hal serius, dari politik sampai kesehatan, sebagaimana ditunjukkan studi terbaru tentang meme politik di Pemilu AS 2024. Journal of Student Research+1
Dampak bagi Gen Z & Langkah Praktis

Di Indonesia, kamu mungkin melihat Absurd menempel pada isyarat lokal: campuran bahasa, potongan sinetron, caption nyengir sambil membahas isu dompet atau kuliah. Humor yang โngaco tapi relateโ membantu membahas topik sensitif tanpa ceramah. Namun, berdasarkan artikel kesehatan publik, โhopelessnessโ pada remaja jadi tantangan besarโmaka, absurd sebaiknya dipakai untuk membuka obrolan, bukan menutupnya. Tulis tanggal, beri konteks, dan tambahkan link bantuan bila menyentuh isu mental health. (Rilis: 19 September 2025). STAT
Langkah praktis untuk kreator & pembaca:
- Tambah lapisan konteks. Sertakan keterangan ringkas atau komentar follow-up yang menjembatani tawa dan infoโterutama saat menyentuh stigma. (Contoh: pin komentar yang menjelaskan sumber data).
- Cek sumber sebelum โduet.โ Rekomendasi: gunakan data Pew saat menyebut perilaku online remaja, atau kutip riset akademik saat menilai efek humor. Pew Research Center+1
- Hindari istilah klinis sebagai punchline. Jika tetap dipakai, beri disklamer dan tautan edukatif agar tidak memperkuat stigma. Psychology Today
- Uji etika remix. Tanyakan: โApakah targetnya perilaku/struktur, bukan kelompok rentan?โ
- Gunakan absurd untuk literasi. Format cepat bisa jadi โstarter packโ diskusi; riset menunjukkan meme dapat mengikat perhatian dan menjembatani topik kompleks. SAGE Journals
Ringkas Fungsi Absurd di Timeline
Mode Absurd | Tujuan Utama | Risiko | Cara Aman |
---|---|---|---|
Surrealis โngacoโ | Menarik perhatian & memicu interpretasi | Salah paham konteks | Tambahkan caption rujukan riset |
Post-ironi | Kritik halus tanpa menggurui | โIrony poisoningโ/sinisme | Selipkan ajakan aksi jelas |
Dark humor | Coping isu berat | Menormalisasi hopelessness | Tautkan sumber dukungan/edukasi |
Remix politik | Edukasi cepat isu publik | Simplifikasi berlebihan | Lampirkan link sumber primer |
(Berdasarkan literatur tentang metamodernisme, studi meme TikTok, dan diskusi risiko ironi). Anti-Hate Canada+3Taylor & Francis Online+3Spectrum+3
Kutipan Pendek
โKita tertawa karena paham bahwa sesuatu tidak sepenuhnya masuk akalโdan di ruang di antara tawa itu, obrolan penting bisa masuk.โ (diringkas dari kajian humor absurd pada Gen Z dan kerangka metamodernisme). Journal of Student Research+1
Kesimpulan
Absurd Is The New Cool bukan sekadar tren visual; ini strategi komunikasi Gen Z untuk bertahan di arus informasi. Kuncinya ada pada literasi: bedakan satire dengan stigma, bedakan coping dengan nihilisme. Kalau kamu kreator, jadikan Absurd pintu masuk menuju empati dan tindakan. Kalau kamu pembaca, jangan berhenti di tawaโklik sumber, baca konteks, dan teruskan diskusinya di ruang yang lebih aman dan jelas.
Referensi
Beyond meaning in life: How a perceived futilityโฆ, Death Studies (Taylor & Francis), 2025. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07481187.2025.2529281 Taylor & Francis Online
Teens, Social Media and Technology 2024, Pew Research Center, 2024. https://www.pewresearch.org/internet/2024/12/12/teens-social-media-and-technology-2024/ Pew Research Center
Post Memes or Post-Meme: TikTok and the Rise of Algorithmic Meme Cultures, Saskia Kowalchuk, Concordia University (Masterโs Thesis), 2023. https://spectrum.library.concordia.ca/id/eprint/993401/ Spectrum
Absurdism and Generation Z Humor: The Effects of Absurdist Content on Perceived Humor Levels in Generation Z Students, Journal of Student Research, 2021. https://www.jsr.org/hs/index.php/path/article/download/2011/917/11893 Journal of Student Research
Notes on Metamodernism, Journal of Aesthetics & Culture, Timotheus Vermeulen & Robin van den Akker, 2010/2017 (online). https://www.tandfonline.com/doi/full/10.3402/jac.v2i0.5677 Taylor & Francis Online
Understanding and Defining Irony Poisoning, Canadian Anti-Hate Network, 2023. https://www.antihate.ca/understanding_defining_irony_poisoning Anti-Hate Canada
Does โSchizopostingโ Appropriate Schizophrenia?, Psychology Today, 2022. https://www.psychologytoday.com/us/blog/living-as-an-outlier/202210/does-schizoposting-appropriate-schizophrenia Psychology Today
A study of TikTok video memes in the 2024 U.S. presidential election, Media, Culture & Society (SAGE) โ early access, 2025. https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/13540688251380615 SAGE Journals
Tinggalkan Balasan